Sekda Provinsi NTB “Ayooo… bangun komitmen bersama untuk pengurangan risiko bencana di NTB”
Sekretaris Daerah Provinsi NTB menekankan pentingnya Kerjasama dan kolaborasi multi-pihak dan multi-aktor dalam penanggulangan bencana. Pemerintah Provinsi NTB berupaya memperkuat kerjasama, kolaborasi, dan sinergi multi-pihak dan multi-aktor dalam penguatan kebijakan dan strategi untuk pengurangan risiko bencana. Sekretaris Dinas Perhubungan Provinsi NTB, Suryani Eka Wijaya, mewakili Dinas Perhubungan Provinsi NTB, turut berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Daerah Pengurangan Risiko Bencana Provinsi NTB. Tema Rakor hari ini (20/10/20) Memperkuat Komitmen Para Pihak dan Aksi Kolaborasi Pengurangan Risiko Bencana Dalam Mendukung Misi NTB Tangguh dan Mantap. Kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Provinsi NTB, NGO International Caritas Germany, Konsepsi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Hasil pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen kolaborasi antara pemerintah dan non-pemerintah dalam upaya pengurangan risiko bencana di Provinsi NTB. Kegiatan Rakor ini juga mengagendakan pengukuhan pengurus Forum PRB Provinsi NTB, Ketua Forum PRB, Bapak Ir. Rahmat Sabani, MP. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari yang dirangkai dengan penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengurangan Risiko Bencana di Provinsi NTB dan Rencana Kerja Forum PRB untuk mewujudkan Misi NTB Tangguh dan Mantap.
Arahan Sekda Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, MSi., fokus pada membangun komitmen bersama untuk aksi nyata dalam mengurangi risiko bencana. Dengan terbentuknya Forum PRB Provinsi NTB, diharapkan dapat berperan nyata dan menunjukkan eksistensi diri dalam pengurangan risiko bencana. Sekda, Persiapkan SDM dan peralatan pendukungnya agar siap pada saat bencana. Sekda Provinsi NTB berada pada garda terdepan dalam penanganan bencana bersama kepala BPBD. Termasuk dalam penanganan wabah pandemic OCvid-19, perlu keterpaduan langkah dalam penanganan pandemik.
Keynote speech dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) menghadirkan Bapak Deputi Pencegahan BNPB, Bapak Lilik Kurniawan, memberikan penjelasan terkait upaya pencegahan bencana dengan konsep pentahelix. Konsep “pentahelix” ini merupakan Kerjasama multi-pihak dan multi-aktor yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, media massa, dan perguruan tinggi. Upaya pencegahan meliputi mencegah ancaman tidak menjadi bencana, mencegah masyarakat terpapar pada lokasi rawan bencana, mencegah timbulnya korban jiwa, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pesan khusus Bapak Lilik Kurniawan, “kita harus memastikan bahwa pembangunan daerah berbasis pengurangan risiko bencana”.
Rangkaian kegiatan diskusi pengurangan risiko bencana dilaksanakan dalam 2 panel interaktif yang menghadirkan para narasumber yang terlibat langsung dalam penanggulangan bencana di Provinsi NTB. Tema diskusi adalah evaluasi kebutuhan kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana. Panel diskusi pertama, menghadirkan 2 narasumber, dari Bappeda Provinsi NTB, Eko Setiabudi, S.S.T(TD), dan Kalak BPBD Provinsi NTB, Ir. I Gusti Bagus Sugihartha. Moderator untuk sesi ini adalah Dr. Suryani Eka Wijaya, intinya adalah menggali poin-poin penting untuk peringatan dini dan kajian risiko bencana, pembangunan kesiapsiagaan pada seluruh lini, dan pengurangan faktor risiko dasar. Pada diskusi sesi kedua, moderator Dr. Andi Chairil, fokus pada pendidikan kebencanaan, aturan/regulasi dan kelembagaan penanggulangan bencana, pengalaman dan praktik baik dari lapangan. Panel diskusi menghadirkan Forum Perguruan Tinggi untuk PRB, Bapak Sulistyono dari Forum PRB Provinsi NTB, dan Dr. Mohammad Taqiuddin dari Konsepsi. Hasil kegiatan ini akan menjadi poin-poin penting untuk dokumen Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengurangan Risiko Bencana, sebagai respon lokal yang berbasis masyarakat untuk pencegahan kebencanaan.(eka/dishubntb)
0 Comments